Showing posts with label kesal. Show all posts
Showing posts with label kesal. Show all posts

Thursday, 30 January 2014

I wish i can erase my mind

I wish I can erase my mind. So I can erase every single time that hurt me a lot. I can erase my bad memory. Throw it away from me. That day was a bad day. I do not remember if it was a bad day I ever had or not. Some bad memory was gone by the time and I was happy for it. I do not even want to remember all bad things and bad day.
That day.... it's about 5 days ago. It was really struggle night... 25th January 2014. That night, I was telling what I was thinking about. I know I was wrong, because I was yelling and crying out. I do not even hear my voice clearly. It was blend with my tears. I was still telling my feelings till she's reached out her hand over me. That hand.... at that moment I was think that hand would holding me tight. That mouth would telling me "sorry" and "it's okay". I was happy for a second. But then it was stop upon my mouth. She was covered up my mouth. I was a bit shock with that awkward moment. With those red face and that creepy hand she cover my mouth and yelled at me to stop talking. It was really shocked me a lot. I feels like my head was bumped so hard.  I was bowed and crying a lot. Thanks God.... My long hair was covering my ugly face and also it covered by my towel. My hair's wet. I washed it before. But it's wet not only because of it... it's also because of my tears. Too many tears fall down. Creepy voice that I made was spinning around that room.
After that day...I was change a bit. Bit silence, and bit indifference with all the circumstance. Including with her. I was really sorry for doing this. But I hurt a lot. I never told you any thing about my feelings. I was hurting a lot. Too many people blame on me... too many people made me cry all over the night. But that was all okay before. Till that day I just can't stand it anymore. Only a few of my feeling burst... that was only a few not all of my feelings. I was depressed and you never know it. I was write a last letter for my entire family and friend when I was junior high school. I was thinking I better die than I live with this pain. My mom and my dad was fighting a lot. Too much yell, too much pain. I was so young. Why they were never saw anyone else. They were just saw their pain. I even ever think that they were better divorce than live together. I was afraid telling you I was hurt, I did not like the way you both yelling at. It's hurting me a lot. Whenever I was alone in my room, I was thinking how I going to end my life. I ever slash my hand with a pen that I broke. It's hurt. But I was afraid for killing my self. Suicide is not an easy things to do anyway. Or maybe it's just because I was afraid. I do not have any guts. Damn me!
I forget about that crazy thought when I was getting closer and closer to God. But I am not deny that Those crazy thought come and pass by any time. At the time I'm getting depressed...those thought comes by. I still needs some help here. Thanks I have my only best friend of my life. I have Realdi. He's my only one. Sometimes he can be my friend, boyfriend, even my mom or my dad. Even I know that he's only an imagination. But sometimes those vivid things can help me to go out from this hard situation. 
I wish i can erase my mind. Fill it with just a beautiful memory. Fill it with only smile and lough. Tears that comes out because pain are never allowed. But for a happiness... it was allowed here. 
But That just a dream..... I wish I can erase my mind...

_RedRose

Monday, 18 November 2013

Aku kesal dengan mereka

Halo... lama tidak berjumpa. Rasanya ada banyak kejadian yang datang. Sayangnya karena kesibukanku, aku tak bisa memppostingnya setiap saat. Yah... meskipun bukan sesuatu yang penting juga. Karena belum tentu di baca ataupun di tanggapi orang. Inikan blog pribadi.

Anyway... hari ini aku sedang sangat kesal dengan beberapa temanku. Kesal bukan ya? hm... sebentar. Bahkan aku sulit mendeskripsikan pernyataan ini.  Semua ini bermula dengan tugas salah satu mata kuliah yang harus dikumpulkan sore ini. biasanya ada 2 orang teman dalam kelompok yang jarang sekali  ikut andil dalam pengerjaan tugas mata kuliah ini. padahal tugasnya hampir ada tiap minggu. Sebutlah INH dan YA. nah... orang yang rajin mengerjakan itu aku dan F. INH dan YA bilang mereka mau berjuang banyak di tugas ini. katanya mereka akan membantu banyak sebab di tugas-tugas sebelumnya mereka banyak menganggur. Aku seperti biasa, berinisiatif membuat file dalam gdrive sejak hari jumat. Rajinnya... aku pikir dengan membuat itu mereka berdua terdorong untuk mulai mengerjakannya. Apalagi sejak jumat mereka sudah bertanya kapan mau mengerjakan. Hmm... bahkan mengajak mengerjakan bersama. Sayangnya hari Jumat lalu aku dan F ada tugas mata kuliah lain yang harrus di kumpul hari itu. Bodohnya lagi tugas itu belum selesai. Kesal.

Akhirnya ajakan mengerjakan bersama aku tolak.

Jumat malam, aku lelah. Akhirnya memutuskan untuk tidak berbuat apa-apa. F menanyakan tugas namun aku tidak terlalu menanggapinya serius karena memang saat itu tidak terpikir hendak menulis apa dalam laporan. Akhirnya terbengkalai. Sabtu pagi aku mulai mengerjakan sesuatu. Seperti biasa. Tugasku tak jauh dari tabel dan perhitungan. Karena terlalu pusing dengan segudang angka, sampai-sampai aku terbawa mimpi. Bahkan di mimpi aku masih menghitung. Sial. Apa tidak ada mimpi lain yang lebih menenangkan?

Aku memutuskan untuk memberikan pesan singkat ke mereka bahwa file gdrive sudah ku buat. Sebab aku melihat tak ada perubahan file sama sekali. Aku kesal. Lebih parahnya lagi, tak ada yang online hari itu dan tak ada satupun yang membalas pesanku. Tidak ada. Ora ono dalam bahasa jawa dan apalah itu sebutannya. Benar-benar nihil. Sempat berpikir bahwa memang tak penting di balas. Tapi awalnya ku pikir mereka akan online di malam hari. Mungkin mereka sedang sibuk. Baiklah. Aku pasrah.

Malamnya datang. Jreng... tidak ada satupun orang. Aku sempat berpikir “apa ponselku rusak?” tapi pesan ke nomor lain selain mereka bertiga masuk dan dapat balasan. Hmm... baiklah mereka mungkin sedang sibuk mengerjakan yang lain. aku mengerjakan sebisaku dan ku tunggu hingga besok pagi.

Gubrak. Tidak tahu harus mengekspresikan apa di pagi hari. mereka tidak melakukan perubahan apapun. Last modified by me. Only me. Mulai masuk ke tahap kekesalan yang moderate. Bukan lagi mild. Aku mengerjakan beberapa. Berusaha memancing mereka. Aku kembali kirimkan pesan singkat. Tapi... tak berbalas.

Malam harinya... aku mulai berpikir. Besok tugas ini dikumpulkan. Besok sore. Jeda waktu untuk mengerjakan tugas hanya sedikit. Tak mungkin kalau aku hanya menulis sedikit saja. Bisa-bisa senin pagi aku menjadi mayat. Akhirnya aku kembali memutar otak sendirian. Banyak yang aku kerjakan. Kali ini aku pikir pekerjaanku bukan hanya apa adanya. Tapi benar-benar itu yang ada. Baiklah ini hanya permainan memutar kata. Intinya aku pusing karena banyak mengerjakan soal-soal dalam tugas itu. Termasuk angka-angka yang super sekali. Menghitung, memasukkan rumus, menganalisis. Semua aku lakukan. Karena kesal, aku membesarkan beberapa tulisan yang ada dalam catatan kecil yang terlihat di halaman awal file tersebut. aku membesarkan hurufnya. Berharap mereka sadar kalau aku frustasi. Tapi...sial. tidak ada juga yang online hingga pukul 19.00. aku kesal dan mengirim pesan singkat ke YA. Mengungkapkan kekesalanku dan keherananku bisa-bisanya mereka belum ada yang online. Sesaat kemudian dia terlihat online. Kursor hanya berpindah-pindah kesana kemari tanpa melakukan apa-apa. Aku semakin kesal. Baiklah. Sesaat itu juga aku sakit perut dan harus ke toilet. Selesainya aku ke toilet, kembali melihat gdrive. Jreeeeng... dia hilang tanpa jejak seperti angin. Tentu saja tanpa jejak. Mana mungkin di gdrive ada jejak kaku. Tapi maksudku dia tidak menulis atau melakukan perubahan apa-apa. Bahkan ia tidak terlihat lagi hingga pukul 1.00.

Mengetahui kenyataan pahit itu aku hanya diam. Terpaku. Menatap layar dengan penuh kekecewaan. Menuliskan kekesalanku di file tersebut. mengirim pesan kembali kepada mereka. Dan kali ini dilengkapi dengan whatsapp. Tapi... tidak berbalas. Kalau ini cinta, aku sudah menyerah sejak pertama kali ku tahu tak berbalas. Haloooo... ini bukan cinta. Aku harus berusaha memancing mereka. Aku pikir dengan kata-kataku yang mulai menunjukkan kekesalan akan membuat mereka online dan menolongku mengerjakan. Tapi tidak. Aku berharap terlalu banyak. Sial.

Semakin malam aku semakin kesal. Aku berniat untuk mengerjakan semuanya sendirian. Semuanya. Catat itu baik-baik. Tapi hapus itu sekarang juga. Sebab aku tidak melakukan niat yang penuh dengan keputusasaan itu. Aku lelah. Halo? Menutrutmu? Aku lelah sekali sejak jumat menghitung angka. Sekarang aku masih harus melakukannya sendirian? Tidak. Tidak. Tidak.

Aku off malam itu juga. Aku muak. Rasanya aku ingin menaiki balon udara dan menimpuk mereka dari atas sana. Hah...pikiranku sudah sangat jauh. Jauh. Jauh.

Pagi ini aku memutar otak untuk menahan dan belajar mengekspresikan emosi dengan baik. Atau lebih tepatnya berusaha untuk tidak menunjukkan emosi apa-apa. Saat masuk kelas... suasana pertemuan aku, YA, dan F seperti batu. Tidak ada yang berani menatap mata satu sama lain.  Aku tidak suka keadaan begini. Hanya menimbulkan salah paham. Aku mulai angkat bicara “sebenarnya kalian kemana aja sih? Sms pun ga di balas.” Dengan alasannya F menjelaskan padaku. Begitu juga YA namun ia berkata “gue online kok. Lo aja ga liat.” Lalu aku tersulut emosi. “iya gue liat tapi lo ga ngapa-ngapain kan? Gak nanya atau balas sms gue. Paling engga balas dong sms gue. Gue bingung.” Dia diam. Lalu berkata “habis gue mau balas tapi telat dan makin ga enak.” Cih... halo... makin tidak enak menjadi orang yang sudah di tinggal mengerjakan tugas KELOMPOK sendirian lalu sudah begitu tidak ada yang balas. Pernah dalam posisi ini tidak sih? Kesal. Tapi tak bisa bilang dengan jujur kalau kesal. Aku harus apa.

Untungnya datang orang lain yang mengajak aku berbicara. Syukurlah. Aku menemukan  pengalihan.. kalau dia tidak datang mengajak aku berbicara, bisa-bisa kelas hancur aku acak-acak. Kesal.

Tadinya aku berniat tidak mau lagi mengerjakan apa-apa. Tapi... INH tidak hadir, mereka hanya berdua. Mana mungkin aku diam saja. Tapi. Tunggu. Mungkin saja aku bisa diam. Aku bisa mengerjakan banyak hal sendirian. Itu yang tersisa sudah bukan lagi tanggung jawabku tapi tanggung jawab kalian. Tapi. Dasar orang perfectionist. Akhirnya aku mengerjakan juga. Kembali hitung-hitungan pada 48 item pada 183 orang. Hah matilah. Kalikan angka itu maka kau akan melihat ada berapa banyak angka yang berloncatan dalam pikiranku hari itu. Seusai aku membuatnya. Maksudku memaksa membuatnya karena sebenarnya aku kurang paham. Makanya aku serahkan pada mereka tapi ternyata mereka lebih tidak paham. Lalu aku ingin memberikan pada YA. berharap ia bisa melakukan analisis data yang telah aku olah. Lalu...aku seperti gelembung yang pecah. Plop... ternyata ia bilang tidak paham. Aku mencoba membuat. Tapi otakku sudah lelah. Aku menyerahkan padanya. Kali ini apapun yang ia tulis aku anggap saja benar. Aku sudah muak. Tapi di tengah pengerjaan ia bertanya “kalau di copy dan paste dari jawaban yang satunya dan hanya mengganti itemnya saja bisa?” jreng... rasanya seperti ditusuk. Dia hadir di kelas tapi kenapa masih tidak paham? Ah... aku tak punya jawaban apa-apa lagi.

Akhirnya tugas itu selesai. Tapi penahanan emosiku masih belum selesai hingga pulang ke rumah. Sekarang ini sisa-sisa kekesalan dan kekecewaan masih muncul. Seperti balon yang kepenuhan udara. Aku hampir meledak. Teh dan wafer menyelamatkanku. Akhirnya hari ini berakhir.

Maaf ya kalau aku berkata agak kasar. Tidak seperti aku yang biasanya. Eh... apa biasanya begini ya? hehe... sampai jumpa. Semoga postingan selanjutnya lebih membahagiakan ya.

_RedRose

Thursday, 8 October 2009

antara tekanan, tugas dan aku

buat tugas ini penuh tekanan. dead line besok tapi gak ada yang bantuin. gara-gara omegle-an. finally gak ada yang bantuin buat kan?
semoga ada manfaatnya buat orang lain.

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Tantin yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini. Tugas kami ini berisikan tentang perkembangan demokrasi pancasila, khususnya pada masa orde baru. Selain itu kami juga membahas perbedaan demokrasi di Indonesia pada orde baru, orde lama dan orde reformasi. Kami berharap informasi yang ada pada tugas kami ini bisa bermanfaat bagi para pembacanya. Kami pun menyadari bahwa tugas kami ini masih jauh dari suatu kesempurnaan . Kami berharap para pembaca dapat memaklumi segala kekurangan yang ada pada tugas kami ini. Semoga dapat bermanfaat.


Jakarta, 9 Oktober 2009


Penulis


Daftar Isi

Kata Pengantar…………………………………………………………………….....1
Daftar isi…………………………………………………………………………......2
Bab I. Pendahuluan………………………………………………………………......3
1.1. Latar belakang………………………………………………………...3
1.2. Perumusan masalah…………………………………………………...3
1.3. Tujuan…………………………………………………………………3
Bab II. Pembahasan……………………………………………………………….....5
2.1. Pengertian dan Ciri-ciri Demokrasi Pancasila………………………….5
2.2. Perkembangan Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Baru…………......5
2.3. Pelaksanaan Orde Baru………………………………………………….6
2.4. Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi masa Orde Baru…………….7
2.5. Perbedaan Demokrasi Pancasila pada Era Orde Baru, dengan
Era Orde Lama dan Orde Reformasi…………………………………………...8
Bab III. Penutup……………………………………………………………………12
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………….12
3.2. saran……………………………………………………………………12
Daftar Pustaka……………………………………………………………………...13

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas Kewarganegaraan yang telah diberikan oleh Ibu Tantin. Didalam makalah ini kami membahas tentang pelaksanaan demokrasi pancasila pada masa orde baru. Kami memilih topik ini karena dalam pelaksanaannya, demokrasi pancasila pada era orde baru terdapat berbagai macam konflik. Misalnya, selama orde baru, pilar-pilar demokrasi seperti partai politik, lembaga perwakilan rakyat, dan media massa berada pada kondisi lemah dan selalu dibayangi oleh mekanisme yang tidak berjalan dengan baik, sementara partai politik tidak mempunyai otonomi internal. Media massa selalu dibayang-bayangi pencabutan surat izin usaha penerbitan pers (SIUPP). Sedangkan rakyat tidak diperkenankan menyelenggarakan aktivitas social politik tanpa izin dari pemerintah. Praktis tidak muncul kekuatan civil society yang mampu melakukan control dan menjadi kekuatan penyeimbang bagi kekuasaan pemerintah yang sangat dominan. Praktis demokrasi pancasila pada masa ini tidak berjalan sesuai dengan yang dicita-citakan, bahkan cenderung ke arah otoriatianisme atau kediktatoran. Hal ini yang memicu ketertarikan kami dalam membahas demokrasi pancasila pada masa orde baru untuk tugas makalah kami kali ini.
1.2. Perumusan Masalah

1. Apa pengertian dan ciri-ciri dari demokrasi pancasila?
2. bagaimana perkembangan demokrasi pancasila pada era Orde Baru?
3. Bagaimana dengan pelaksanaan orde baru itu sendiri?
4. bagaimana dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi masa Orde Baru?
5. Bagaimana perbedaan demokrasi di Indonesia pada masa orde baru dibandingkan dengan era orde lama dan era reformasi?


1.3. Tujuan

1. untuk memenuhi nilai tagihan pelajaran kewarganegaraan yang diberikan oleh Bu Tantin
2. untuk menambah pengetahuan tentang perkembangan demokrasi pancasila khususnya pada era Orde Baru
3. pembaca maupun penulis, dapat mengetahui perkembangan demokrasi pancasila di Indonesia jika dibandingakan dengan orde lama dan orde reformasi.
4. Pembaca maupun penulis dapat mengetahui latar belakan terjadinya orde baru.
5. Pembaca maupun penulis dapat mengetahui dampak positif dan negative dari kebijakan politik dan ekonomi pada era orde baru.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Ciri-ciri Demokrasi Pancasila

Secara ringkas, pengertian demokrasi pancasila adalah sebagai berikut :

1. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur-unsur berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan.
2. Dalam demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat.
3. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus diselaraskan dengan tanggung jawab sosial.
4. Dalam demokrasi Pancasila, keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas.

Ciri umum demokrasi Pancasila, antara lain sebagai berikut:

1. Mengutamakan musyawarah untuk mufakat.
2. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
3. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
4. Selalu diliputi semangat kekeluargaan
5. Adanya rasa tanggung jawab dalam menghasilkan musyawarah
6. Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur
7. Hasil keputusan harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

2.2. Perkembangan Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Baru

Latar Belakang Lahirnya Orde Baru:
1. Terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965.
2. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan30 September 1965 ditambah adanya konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung lama.
3. Keadaan perekonomian semakin memburuk dimana inflasi mencapai 600% sedangkan upaya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan harga bahan bakar menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat.
4. Reaksi keras dan meluas dari masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut agar PKI berserta Organisasi Masanya dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili.
5. Kesatuan aksi (KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat bergabung membentuk Kesatuan Aksi berupa “Front Pancasila” yang selanjutnya lebih dikenal dengan “Angkatan 66” untuk menghacurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan 30 September 1965.
6. Kesatuan Aksi “Front Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR- GR mengajukan tuntutan”TRITURA”(Tri Tuntutan Rakyat)
7. Upaya reshuffle kabinet Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet Seratus Menteri tidak juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet tersebut duduk tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.
8. Wibawa dan kekuasaan presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk mengadili tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil dilakukan meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub).
9. Sidang Paripurna kabinet dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang bergejolak tak juga berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yang semakin kacau dan sulit dikendalikan.

Pelaksanaan demokrasi Pancasila pada masa orde baru, antara lain sebagai berikut:

1. dominan baik dalam suprastruktur politik.
2. Banyak terjadi manipulasi politik dan KKN yang telah membudaya. Ini mengakibatkan negara Indonesia terjerumus dalam berbagai krisis yang berkepanjangan.

2.3. Pelaksanaan Orde Baru

Upaya untuk melaksanakan orde baru :
1. Melakukan pembaharuan menuju perubahan seluruh tatanan kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.
2. Menyusun kembali kekuatan bangsa menuju stabilitas nasional guna mempercepat proses pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur.
3. Menetapkan Demokrasi Pancasila guna melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
4. Melaksanakan Pemilu secara teratur serta penataan pada lembaga-lembaga negara.

Pelaksanaan orde baru :
1. Awalnya kehidupan demokrasi di Indonesia menunjukkan kemajuan.
2. Perkembangannya, kehidupan demokrasi di Indonesia tidak berbeda dengan masa Demokrasi Terpimpin.
3. Untuk menjalankan Demokrasi Pancasila maka Indonesia memutuskan untuk menganut sistem pemerintahan berdasarkan Trias Politika(dimana terdapat tiga pemisahan kekuasaan di pemerintahan yaitu Eksekutif,Yudikatif, Legislatif) tetapi itupun tidak diperhatikan/diabaikan.

2.4. Dampak Kebijakan Politik dan Ekonomi masa Orde Baru

Dampak positif dari kebijakan politik pemerintah Orba :

1. Pemerintah mampu membangun pondasi yang kuat bagi kekusaan lembaga kepresidenan yang membuat semakin kuatnya peran negara dalam masyarakat.
2. Situasi keamanan pada masa Orde Baru relatif aman dan terjaga dengan baik karena pemerintah mampu mengatasi semua tindakan dan sikap yang dianggap bertentangan dengan Pancasila.
3. Situasi keamanan pada masa Orde Baru relatif aman dan terjaga dengan baik karena pemerintah mampu mengatasi semua tindakan dan sikap yang dianggap bertentangan dengan Pancasila.

Dampak negatif dari kebijakan politik pemerintah Orba:

1. Terbentuk pemerintahan orde baru yang bersifat otoriter, dominatif, dan sentralistis.
2. Otoritarianisme merambah segenap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara termasuk kehidupan politik yang sangat merugikan rakyat.
3. Pemerintah Orde Baru gagal memberikan pelajaran berdemokrasi yang baik dan benar kepada rakyat Indonesia. Golkar menjadi alat politik untuk mencapai stabilitas yang diinginkan, sementara 2 partai lainnya hanya sebagai boneka agar tercipta citra sebagai negara demokrasi.
4. Sistem perwakilan bersifat semu bahkan hanya dijadikan topeng untuk melanggengkan sebuah kekuasaan secara sepihak. Dalam setiap pemilhan presiden melalui MPR Suharto selalu terpilih.
5. Demokratisasi yang terbentuk didasarkan pada KKN(Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)sehingga banyak wakil rakyat yang duduk di MPR/DPR yang tidak mengenal rakyat dan daerah yang diwakilinya.
6. Demokratisasi yang terbentuk didasarkan pada KKN(Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)sehingga banyak wakil rakyat yang duduk di MPR/DPR yang tidak mengenal rakyat dan daerah yang diwakilinya.
7. Dwifungsi ABRI terlalu mengakar masuk ke sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara bahkan pada bidang-bidang yang seharusnya masyarakat yang berperan besar terisi oleh personel TNI dan Polri. Dunia bisnis tidak luput dari intervensi TNI/Polri.

Dampak Positif Kebijakan ekonomi Orde Baru :
1. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena setiap program pembangunan pemerintah terencana dengan baik dan hasilnyapun dapat terlihat secara konkrit.
2. Indonesia mengubah status dari negara pengimpor beras terbesar menjadi bangsa yang memenuhi kebutuhan beras sendiri (swasembada beras).
3. Penurunan angka kemiskinan yang diikuti dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.
4. Penurunan angka kematian bayi dan angka partisipasi pendidikan dasar yang semakin meningkat.

Dampak Negatif Kebijakan ekonomi Orde Baru :

1. Kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber daya alam
2. Perbedaan ekonomi antardaerah, antargolongan pekerjaan, antarkelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam.
3. Terciptalah kelompok yang terpinggirkan (Marginalisasi sosial)
4. Menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang erat dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)
5. Pembagunan yang dilakukan hasilnya hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil kalangan masyarakat, pembangunan cenderung terpusat dan tidak merata.
6. Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial yang demokratis dan berkeadilan.
7. Meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat tapi secara fundamental pembangunan ekonomi sangat rapuh.
8. Pembagunan tidak merata tampak dengan adanya kemiskinan di sejumlah wilayah yang justru menjadi penyumbang devisa terbesar seperti Riau, Kalimantan Timur, dan Irian. Faktor inilahh yang selantunya ikut menjadi penyebab terpuruknya perekonomian nasional Indonesia menjelang akhir tahun 1997.

2.5. Perbedaan Demokrasi Pancasila pada Era Orde Baru, dengan
Era Orde Lama dan Orde Reformasi

Demokrasi di setiap negara memiliki kekhasan masing-masing, yang
ditentukan oleh sejarah, kebudayaan, pandangan hidup/ideologi, dan tujuan masingmasing
negara. Demokrasi Indonesia didasari pada nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila, yaitu demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan falsafah hidup
bangsa Indonesia, yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan pembukaan
UUD 1945.
Prinsip demokrasi Pancasila yang tertuang dalam sila keempat mengandung
arti sebagai berikut :

1. Prinsip pemerintahan yang berdasarkan konstitusi
2. Adanya pemilu yang berkesinambungan
3. Adanya peran kelompok-kelompok kepentingan, seperti organisasi masyarakat dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
4. Menghargai HAM dan melindungi hak minoritas

Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila yang berintikan kerukunan, damai, tertib,
kekeluargaan, dan musyawarah mufakat dalam hikmah kebijaksanaan. Untuk
mewujudkan hal tersebut demokrasi Pancasila mempunyai asas-asas sebagai berikut :

1. Persamaan
2. Keseimbangan antara hak dan kewajiban
3. Kebebasan yang bertanggungjawab
4. Musyawarah mufakat
5. Mewujudkan keadilan sosial
6. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan
7. Menjunjung tinggi cita-cita nasional

Prof. S. Pamudji mengemukakan enam aspek yang terkandung dalam
demokrasi Pancarila, yaitu :

1. Aspek formal, yang mempersoalkan proses dan cara rakyat menunjuk wakilwakilnya dalam badan-badan perwakilan rakyat dan pemerintahan
2. Aspek material, yang mengemukakan gambaran manusia, serta mengkui harkat dan martabat manusia
3. Aspek normatif (kaidah), yang mengungkapkan seperangkat norma atau kaidah yang membimbing dan menjadi kriteria pencapaian tujuan
4. Aspek optatif, yang mengetengahkan tujuan atau keinginan yang hendak dicapai
5. Aspek organisasi, yang mempersoalkan organisasi sebagai wadah pelaksanaan demokrasi Pancasila
6. Aspek kejiwaan, yang menjadikan semangat para penyelenggara negara danpemimpin pemerintahanPelaksanaan demokrasi di Indonesia dilatarbelakangi oleh situasi politik yang berkembang dalam pemerintahan.

Untuk lebih jelas kita bisa melihat perbedaan pelaksanaan demokrasi di Indonesia sebagai berikut :


Masa Orde Lama
(5 Juli 1959 – 11 Maret 1966) Masa Orde Baru
(11 Maret 1966 – 1998) Reformasi
(1998 – sekarang)
• Demokrasi Terpimpin
• Terjadi perubahan tatanan yang menjurus pada pemusatan kekuasaan
• Penyimpangan yang terjadi diantaranya :
1. Menafsikan Pancasila secara terpisah, dalam kesatuan bulat dan utuh
2. Pengangkatan presiden seumur hidup dan banyaknya jabatan yang rangkap
3. Presiden membubarkan DPR hasil Pemilu tahun 1955
4. Konsep Pancasila berubah menjadi konsep Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunis)
5. Bergesernya makna demokrasi terpimpin karena dalam pelaksanaannya terjadi pemusatan kekuasaan pada Presiden /Pemimpin Besar Revolusi
6. Pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif yang cenderung memihak komunis
7. Manipol USDEK (Manifesto Politik, Undang-Undang Dasar, Sosialisme Indonesia) dijadikan GBHN tahun 1960. USDEK dibuat oleh Presiden, sedangkan GBHN seharusnya dibuat oleh MPR • Demokrasi Pancasila
• Terjadi perubahan pemerintahan yang sentralistik bahkan menjurus pada otoriter yang ditandai dengan adanya praktek KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) dalam pemerintahan
• Penyimpangan yang terjadi diantaranya :
1. Pelaksanaan perekonomian cenderung monopolitik, artinya kelompok tertentu yang dekat dengan elit kekuasaan mendapat prioritas khusus yang mengakibatkan terjadinya kesenjangan social
2. Mekanisme hubungan pemerintah pusat dengan daerah cenderung menganut sentralisasi kekuasaan, akibatnya menghambat pemerataan pembangunan dan pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan betanggung jawab.
3. Undang-undang tentang pembatasan kekuasaan Presiden belum memadai sehinga memberi peluang terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme serta terjadinya penyalahgunaan wewenang, pelecehan hukum,dan mengabaikan rasa keadilan. • Demokrasi Pancasila
• Pemerintahan diharapkan lebih transparan dan memberi keleluasaan baergerak bagi rakyat dalam menyampaikan aspirasinya sesuai dengan peraturan yang berlaku
• Hal-hal yang harus lebih ditekankan dalam pelaksanaan demokrasi Pancasila pada masa reformasi adalah :
1. Penegakkan kedaulatan rakyat dengan memberdayakan pengawasan oleh lembaga negara, lembaga politik, lembaga kemasyarakatan, dan organisasi sosial.
2. Terdapat pembagian secara tegas antara kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
3. Penghormatan terhadap keberagaman asas, ciri, aspirasi, proses pembentukan, dan program partai politik yang multipartai
4. Optimalisasi hak-hak DPR dalam melakukan tugasnya sebagai pembuat undang undang maupun dalam melakukan control terhadap jalannya pemerintahan


BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur-unsur berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan.
Selain itu pelaksanaan orde baru :
1. Awalnya kehidupan demokrasi di Indonesia menunjukkan kemajuan.
2. Perkembangannya, kehidupan demokrasi di Indonesia tidak berbeda dengan masa Demokrasi Terpimpin.
3. Untuk menjalankan Demokrasi Pancasila maka Indonesia memutuskan untuk menganut sistem pemerintahan berdasarkan Trias Politika(dimana terdapat tiga pemisahan kekuasaan di pemerintahan yaitu Eksekutif,Yudikatif, Legislatif) tetapi itupun tidak diperhatikan/diabaikan.
Sedangkan pelaksanaan demokrasi Pancasila pada masa orde baru, antara lain sebagai berikut:

1. dominan baik dalam suprastruktur politik.
2. Banyak terjadi manipulasi politik dan KKN yang telah membudaya. Ini mengakibatkan negara Indonesia terjerumus dalam berbagai krisis yang berkepanjangan.

II. Saran
Menurut kami, demokrasi pancasila pada masa orde baru ini kurang baik dikarenakan banyak terjadinya manipulasi politik dan KKN yang telah membudaya. Ini mengakibatkan negara Indonesia terjerumus dalam berbagai krisis yang berkepanjangan. Oleh karena itu orde baru sangatlah baik jika di gantikan oleh era reformasi yang sedang berlangsung sekarang. Juga diharapkan agar era reformasi ini lebih baik dari orde baru.


Daftar Pustaka

http://www.smkn13bdg.sch.id/elearning/smkn13/normatif/pkn/Modul%20PKn%20Budaya20Demokrasi%20Menuju%20Masyarakat%20Madan.pdf
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/11/periode-demokrasi-pancasila-era-orde.html
http://www.tempointeraktif.com/ang/min/02/18/kolom2.htm
http://disinijurnalvera.blogspot.com/2008/12/sistem-pers-indonesia-masa-orde-baru.html
http://mklh11demokrasi.blogspot.com/
http://rinahistory.blog.friendster.com/2008/11/indonesia-masa-orde-baru/
Asep Saeful Muhtadi. 1999. Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik. Ciputat : Logos wacana Ilmu
Sudirman Tebba. 2005. Jurnalistik Baru. Ciputat : Kalam Indonesia