Halo... lama
tidak berjumpa. Rasanya ada banyak kejadian yang datang. Sayangnya karena
kesibukanku, aku tak bisa memppostingnya setiap saat. Yah... meskipun bukan
sesuatu yang penting juga. Karena belum tentu di baca ataupun di tanggapi
orang. Inikan blog pribadi.
Anyway...
hari ini aku sedang sangat kesal dengan beberapa temanku. Kesal bukan ya? hm...
sebentar. Bahkan aku sulit mendeskripsikan pernyataan ini. Semua ini bermula dengan tugas salah satu mata
kuliah yang harus dikumpulkan sore ini. biasanya ada 2 orang teman dalam
kelompok yang jarang sekali ikut andil
dalam pengerjaan tugas mata kuliah ini. padahal tugasnya hampir ada tiap
minggu. Sebutlah INH dan YA. nah... orang yang rajin mengerjakan itu aku dan F.
INH dan YA bilang mereka mau berjuang banyak di tugas ini. katanya mereka akan
membantu banyak sebab di tugas-tugas sebelumnya mereka banyak menganggur. Aku seperti
biasa, berinisiatif membuat file dalam gdrive sejak hari jumat. Rajinnya... aku
pikir dengan membuat itu mereka berdua terdorong untuk mulai mengerjakannya. Apalagi
sejak jumat mereka sudah bertanya kapan mau mengerjakan. Hmm... bahkan mengajak
mengerjakan bersama. Sayangnya hari Jumat lalu aku dan F ada tugas mata kuliah
lain yang harrus di kumpul hari itu. Bodohnya lagi tugas itu belum selesai. Kesal.
Akhirnya ajakan
mengerjakan bersama aku tolak.
Jumat malam,
aku lelah. Akhirnya memutuskan untuk tidak berbuat apa-apa. F menanyakan tugas
namun aku tidak terlalu menanggapinya serius karena memang saat itu tidak
terpikir hendak menulis apa dalam laporan. Akhirnya terbengkalai. Sabtu pagi
aku mulai mengerjakan sesuatu. Seperti biasa. Tugasku tak jauh dari tabel dan
perhitungan. Karena terlalu pusing dengan segudang angka, sampai-sampai aku
terbawa mimpi. Bahkan di mimpi aku masih menghitung. Sial. Apa tidak ada mimpi
lain yang lebih menenangkan?
Aku memutuskan
untuk memberikan pesan singkat ke mereka bahwa file gdrive sudah ku buat. Sebab
aku melihat tak ada perubahan file sama sekali. Aku kesal. Lebih parahnya lagi,
tak ada yang online hari itu dan tak ada satupun yang membalas pesanku. Tidak ada.
Ora ono dalam bahasa jawa dan apalah itu sebutannya. Benar-benar nihil. Sempat berpikir
bahwa memang tak penting di balas. Tapi awalnya ku pikir mereka akan online di
malam hari. Mungkin mereka sedang sibuk. Baiklah. Aku pasrah.
Malamnya datang.
Jreng... tidak ada satupun orang. Aku sempat berpikir “apa ponselku rusak?”
tapi pesan ke nomor lain selain mereka bertiga masuk dan dapat balasan. Hmm...
baiklah mereka mungkin sedang sibuk mengerjakan yang lain. aku mengerjakan
sebisaku dan ku tunggu hingga besok pagi.
Gubrak. Tidak
tahu harus mengekspresikan apa di pagi hari. mereka tidak melakukan perubahan
apapun. Last modified by me. Only me. Mulai masuk ke tahap kekesalan yang
moderate. Bukan lagi mild. Aku mengerjakan beberapa. Berusaha memancing mereka.
Aku kembali kirimkan pesan singkat. Tapi... tak berbalas.
Malam harinya...
aku mulai berpikir. Besok tugas ini dikumpulkan. Besok sore. Jeda waktu untuk
mengerjakan tugas hanya sedikit. Tak mungkin kalau aku hanya menulis sedikit
saja. Bisa-bisa senin pagi aku menjadi mayat. Akhirnya aku kembali memutar otak
sendirian. Banyak yang aku kerjakan. Kali ini aku pikir pekerjaanku bukan hanya
apa adanya. Tapi benar-benar itu yang ada. Baiklah ini hanya permainan memutar
kata. Intinya aku pusing karena banyak mengerjakan soal-soal dalam tugas itu. Termasuk
angka-angka yang super sekali. Menghitung, memasukkan rumus, menganalisis. Semua
aku lakukan. Karena kesal, aku membesarkan beberapa tulisan yang ada dalam
catatan kecil yang terlihat di halaman awal file tersebut. aku membesarkan
hurufnya. Berharap mereka sadar kalau aku frustasi. Tapi...sial. tidak ada juga
yang online hingga pukul 19.00. aku kesal dan mengirim pesan singkat ke YA.
Mengungkapkan kekesalanku dan keherananku bisa-bisanya mereka belum ada yang
online. Sesaat kemudian dia terlihat online. Kursor hanya berpindah-pindah
kesana kemari tanpa melakukan apa-apa. Aku semakin kesal. Baiklah. Sesaat itu
juga aku sakit perut dan harus ke toilet. Selesainya aku ke toilet, kembali
melihat gdrive. Jreeeeng... dia hilang tanpa jejak seperti angin. Tentu saja
tanpa jejak. Mana mungkin di gdrive ada jejak kaku. Tapi maksudku dia tidak
menulis atau melakukan perubahan apa-apa. Bahkan ia tidak terlihat lagi hingga
pukul 1.00.
Mengetahui kenyataan
pahit itu aku hanya diam. Terpaku. Menatap layar dengan penuh kekecewaan. Menuliskan
kekesalanku di file tersebut. mengirim pesan kembali kepada mereka. Dan kali
ini dilengkapi dengan whatsapp. Tapi... tidak berbalas. Kalau ini cinta, aku
sudah menyerah sejak pertama kali ku tahu tak berbalas. Haloooo... ini bukan
cinta. Aku harus berusaha memancing mereka. Aku pikir dengan kata-kataku yang
mulai menunjukkan kekesalan akan membuat mereka online dan menolongku
mengerjakan. Tapi tidak. Aku berharap terlalu banyak. Sial.
Semakin malam
aku semakin kesal. Aku berniat untuk mengerjakan semuanya sendirian. Semuanya. Catat
itu baik-baik. Tapi hapus itu sekarang juga. Sebab aku tidak melakukan niat
yang penuh dengan keputusasaan itu. Aku lelah. Halo? Menutrutmu? Aku lelah
sekali sejak jumat menghitung angka. Sekarang aku masih harus melakukannya
sendirian? Tidak. Tidak. Tidak.
Aku off
malam itu juga. Aku muak. Rasanya aku ingin menaiki balon udara dan menimpuk
mereka dari atas sana. Hah...pikiranku sudah sangat jauh. Jauh. Jauh.
Pagi ini aku
memutar otak untuk menahan dan belajar mengekspresikan emosi dengan baik. Atau lebih
tepatnya berusaha untuk tidak menunjukkan emosi apa-apa. Saat masuk kelas...
suasana pertemuan aku, YA, dan F seperti batu. Tidak ada yang berani menatap
mata satu sama lain. Aku tidak suka
keadaan begini. Hanya menimbulkan salah paham. Aku mulai angkat bicara “sebenarnya
kalian kemana aja sih? Sms pun ga di balas.” Dengan alasannya F menjelaskan
padaku. Begitu juga YA namun ia berkata “gue online kok. Lo aja ga liat.” Lalu aku
tersulut emosi. “iya gue liat tapi lo ga ngapa-ngapain kan? Gak nanya atau
balas sms gue. Paling engga balas dong sms gue. Gue bingung.” Dia diam. Lalu berkata
“habis gue mau balas tapi telat dan makin ga enak.” Cih... halo... makin tidak
enak menjadi orang yang sudah di tinggal mengerjakan tugas KELOMPOK sendirian
lalu sudah begitu tidak ada yang balas. Pernah dalam posisi ini tidak sih? Kesal.
Tapi tak bisa bilang dengan jujur kalau kesal. Aku harus apa.
Untungnya datang
orang lain yang mengajak aku berbicara. Syukurlah. Aku menemukan pengalihan.. kalau dia tidak datang mengajak
aku berbicara, bisa-bisa kelas hancur aku acak-acak. Kesal.
Tadinya aku
berniat tidak mau lagi mengerjakan apa-apa. Tapi... INH tidak hadir, mereka
hanya berdua. Mana mungkin aku diam saja. Tapi. Tunggu. Mungkin saja aku bisa
diam. Aku bisa mengerjakan banyak hal sendirian. Itu yang tersisa sudah bukan
lagi tanggung jawabku tapi tanggung jawab kalian. Tapi. Dasar orang perfectionist.
Akhirnya aku mengerjakan juga. Kembali hitung-hitungan pada 48 item pada 183
orang. Hah matilah. Kalikan angka itu maka kau akan melihat ada berapa banyak
angka yang berloncatan dalam pikiranku hari itu. Seusai aku membuatnya. Maksudku
memaksa membuatnya karena sebenarnya aku kurang paham. Makanya aku serahkan
pada mereka tapi ternyata mereka lebih tidak paham. Lalu aku ingin memberikan
pada YA. berharap ia bisa melakukan analisis data yang telah aku olah. Lalu...aku
seperti gelembung yang pecah. Plop... ternyata ia bilang tidak paham. Aku mencoba
membuat. Tapi otakku sudah lelah. Aku menyerahkan padanya. Kali ini apapun yang
ia tulis aku anggap saja benar. Aku sudah muak. Tapi di tengah pengerjaan ia
bertanya “kalau di copy dan paste dari jawaban yang satunya dan hanya mengganti
itemnya saja bisa?” jreng... rasanya seperti ditusuk. Dia hadir di kelas tapi
kenapa masih tidak paham? Ah... aku tak punya jawaban apa-apa lagi.
Akhirnya tugas
itu selesai. Tapi penahanan emosiku masih belum selesai hingga pulang ke rumah.
Sekarang ini sisa-sisa kekesalan dan kekecewaan masih muncul. Seperti balon
yang kepenuhan udara. Aku hampir meledak. Teh dan wafer menyelamatkanku. Akhirnya
hari ini berakhir.
Maaf ya
kalau aku berkata agak kasar. Tidak seperti aku yang biasanya. Eh... apa
biasanya begini ya? hehe... sampai jumpa. Semoga postingan selanjutnya lebih
membahagiakan ya.
_RedRose
No comments:
Post a Comment
Terimakasih karena telah menjadi saksi bisu...