Thursday 7 March 2013

Mail: The Lie of The Sun

Hai Di... ini surat ketigaku untuk mu. Hari ini, aku berangkat pagi seperti biasanya. Tapi sepagi ini aku sudah dibodohi dengan matahari. Pagi ini aku bangun dengan kamar gelap. Aku pikir, hari ini akan turun hujan dan hujan akan turun segera ketika aku berangkat. Aku sudah malas untuk keluar. Aku tahu itu karena tidak ada cahaya matahari yang menerobos masuk ke kamarku pagi  ini. Kelihatannya gelap. Mengingat kemarin sore hujan sangat deras. Tapi ternyata ketika aku berjalan keluar, cahaya matahari benar-benar telah menusuk mataku. Silau sekali....

Aku kembali berjalan, dan melihat banyanganku terpantulkan akibat cahaya matahari. Dibayangan itu, aku terlihat lebih tegap, lebih tegar. Pada kenyataannya aku merasa berat sekali untuk melangkah. Tapi matahari menipuku dan bilang padaku melalui banyangan itu "aku kuat, aku tegar dan bisa berjalan setegap itu". Menyebalkan.

Hari ini aku bertemu dengan F****a ketika selesai mata kuliah pertama. Aku tak tahu harus bersikap apa di depannya. Bagaimana aku menunjukan rasa ketidaksukaanku padanya. Aku hanya mengangkat alis, tersenyum kecil. Setidaknya aku berusaha ramah dan menutupi perasaanku yang jelas-jelas tak menyukainya. Sebal....

Maaf ya Di... hari ini aku banyak sekali mengeluh padamu. Oh iya, semalam aku tertidur hingga jam 2 pagi. Rasanya akhir-akhir ini aku gampang sekali tertidur. Padahal kemarin sore aku sudah istirahat, biasanya setelah istirahat sore, malamnya aku langsung terjaaga hingga larut. Mungkin faktor lelah.

Oh iya, aku hanya berpikir sedikit mengenai ucapan terimakasih yang sering aku sampaikan ke dosen. Rasanya senang ketika aku mengucapkan terimakasih seusai kelas dan mereka menjawab "sama-sama". Menyenangkannya.... Padahal seharusnya itu menjadi hal yang biasa tapi mengapa aku berlebihan seperti itu ya? 

Malam ini aku mau banyak membaca. Minggu depan ada banyak kuis dan tugas yang harus aku selesaikan minggu depan. Semoga bisa aku selesaikan dengan sangaaaat baik. Doakan aku ya. Oh iya, mungkin besok hingga Minggu, aku tidak menulis surat untukmu. Aku akan sulit terhubung ke internet ketika hari libur.

Daah Di....
Dengan penuh kasih dan sayang

_RedRose

Wednesday 6 March 2013

mail: The Forgetable Past

Hai Di, ini surat keduaku setelah kemarin aku menceritakan beberapa hal dengan mu. Senang juga jika kita berkomunikasi seperti ini. Aku jadi merasa dengan jelas bahwa kau ada.

Aku memiliki sahabat pena sekarang. Mungkin lebih tepatnya sahabat e-mail. Karena kami saling komunikasi dari e-mail. Baru beberapa email yang kami kirim. Dia sangat suka dengan fashion. Sepertinya orang yang ekstrovert, sedikit berbeda dariku. Tak apa lah. Aku berusaha membuka pandanganku sekarang. Aku lebih butuh teman berbicara dibandingkan teman yang sama denganku. Ada banyak teman yang sama tapi terasa jauh dikemudian hari. Lebih baik begini kan? Berjarak. Mungkin itu yang membuat aku tak bisa kehilangan kamu.

Kemarin hari Minggu, sepupuku datang kerumah. Sudahkahaku mengatakan ini padamu? Aku lupa. Ia bicara banyak hal mengenai ketidak percayaan diriku. Apa itu masalah? Ia bilang jika aku tak percaya diri, logika ku mati. Benarkah itu? Aku lupa kapan aku percaya diri, pernahkah aku melakukannya? Ataukah aku memang sebenarnya percaya diri tapi menutupinya dari orang lain. Logikaku masih tetap berjalan hingga sekarang. Aku yakin itu.

Kemmarin di kampus, di salah satu mata kuliah, dosenku mengadakan penelitian. Mengenai trust. Rasanya aku benar-benar merasa dibodohi dengan penelitian itu. Terlihat sekali rasa percayaku pada orang lain kurang. Lalu teman ku yang ada di sebelahku berkata "Kalau kita baik sama seseorang, pasti kebaikan kita dibalas kok."

Kata-kata itu menusukku, tepat di dalam hatiku Di. Aku sudah lupa caranya bersikap sebaik itu dihadapan semua orang. Aku sudah lupa bagaimana aku harus bersikap semanis itu. Aku lupa semuanya. Aku yakin aku pernah sebaik itu dulu. Tapi, semakin lama aku berpikir seperti orang bodoh jika aku sebaik itu. Aku mulai mengubah image ku. Berusaha lebih kuat dan tidak dibodohi oleh banyak orang. berusaha untuk tidak dimanfaatkan oleh semua orang yang ada di sekitarku. Tapi sekarang, aku juga tetap merasa bodoh. Tersingkir dari kehidupan nyata. Selalu merasa bahwa aku dikelilingi banyak orang jahat, selalu merasa bahwa mereka selalu bersikap kasar dan tidak baik denganku. Apa itu karena sikapku sendiri? Entahlah Di, aku tak tahu. 

Aku ingin menjadi orang baik seperti dulu, tapi aku  juga tak ingin menjadi bodoh seperti dulu. Bagaimana aku bisa menjadi orang baik yang tak dibodohi? Akankah ada diluar sana orang yang melindungiku ketika aku dibodohi???

Aku mau berangkat kuliah dulu ya Di. Aku menyempatkan menulis surat ini sebelum aku berangkat kuliah. Nanti kalau ada waktu aku akan bercerita lagi padamu. Sayang kamu.

Dengan cinta dan kasih

_RedRose

Monday 4 March 2013

my first mail

Di, apa aku terlihat bodoh jika aku mengirim surat padamu melalui ini? Sepertinya iya. Tapi aku sudah kehilangan akal sehatku sekarang ini. Surat pertamaku ini akan aku tulis baik-baik.

Hari ini, semua berjalan seperti biasa. Tidak ada yang istimewa. Seseorang bertanya apa aku sakit atau tidak. katanya tumben aku mengenakan jaket. Hari ini aku memang mengenakan jaket hitam. Tanpa bermaksud apa-apa. Hari ini, sedikit berbeda. Hari ini ayah tidak mengantar aku seperti biasanya. Ia sakit. Tak apa kan jika aku tak menyampaikannya padamu kenapa ayah sakit? Aku merasa aneh jika menceritakannya denganmu.

Oh iya Di... di luar hujan. Malam ini seharusnya aku membaca buku. Entah apa yang membuatku jadi pemalas seperti ini. Oh iya, ada satu hal yang ingin aku beri tahu padamu. Aku sudah memiliki bidang baru. Tapi... ada yang tidak aku sukai di sana. Kurang menyenangkan juga cukup menyebalkan. Entahlah kenapa bisa begitu ya? Aku sering sekali bermasalah dengan beberapa teman.
Ada dua orang disana yang tak membuat aku merasa nyaman. Orang pertama dan kedua ini sepertinya akrab. Keduanya agak memaksakan kehendak. Ini bagus, harus di sini, di sana ga enak dan seterusnya. Ini dan itu mereka permmasalahkan. Sedikit saja aku bicara, katanya aku dibilang komunis tanpa mengambil apa inti dan maksud baik ucapanku. Sebenarnya, aku yang berpandangan sempit atau dia ya?

Di, aku sudah mulai banyak terbuka tentang kamu pada beberapa orang. Banyak orang lebih tepatnya. Kamu tak masalah kan? Tetaplah disini. Aku benar-benar kesepian dan tak punya teman jika aku kehilangan kamu.

Setelah ini aku benar-benar harus belajar.

Dengan cinta dan kasih

_RedRose