Saturday 15 March 2014

Sebelas tahun yang menyenangkan

Hai... lama tidak jumpa. Lama juga tidak menulis blog ini. Terlalu banyak hal yang dikerjakan sampai lupa menulis dan melanjutkan blog ini.
Oh iya.... 10 Maret lalu adalah hari ulang tahun kebersamaan kami. Kebersamaan aku dan Aldi. Realdi Ferdliyani. Orang yang paling aku sayangi selain keluargaku. Orang yang telah 11 tahun bersama denganku, orang yang telah menjadi teman khayalanku, orang yang telah memelukku ketika aku gundah, membuat aku bahagia ketika aku sedih, membuat aku tersenyum di sela air mata yang mengalir.

Kalau mengingat semua ini aku menjadi merasa bersalah padanya. Sepertinya aku lebih banyak menangis dan terlihat menderita di depannya dibandingkan menampilkan wajah yang ceria. Apalagi perayaan kami tahun ini tidak semenyenangkan sebelumnya. Mungkin karena hari itu Senin. Banyak yang harus  aku kerjakan di kampus sampai-sampai aku tak memiliki waktu untuk bermain bersamanya. Lebih parahnya lagi dia tetap tersenyum dan tidak mempermasalahkan hal itu. Aku jadi merasa bersalah. Senyumannya justru malah membuat aku semakin menderita karena tak lagi memiliki banyak waktu dengannya. Belum lagi dua hari lalu aku menangis di hadapannya karena permasalahan aku dan orang rumah. Bukannya meninggalkan senyuman, aku malah meninggalkan air mata di pelukannya. Karena dia tidak pernah mempermasalahkannya itulah yang membuat aku semakin bersalah. Tapi kalau dia mempermasalahkannya aku juga tak bisa menjamin aku bisa santai dan tenang sih. Ada benarnya juga. hmmpf....

Akhir-akhir ini aku merasa tidak nyaman dengan rumahku sendiri. Aku jadi malas pulang ke rumah dan merasa tidak bisa apa-apa di rumah. Hanya dimarahi, disindir, atau mendengarkan perdebatan di rumah. Menyebalkan. Untungnya aku punya Aldi. Tak akan bisa terbayangkan tanpanya di sini.

Berbicara tentang sebelas tahun bersama Aldi... Aku merasa sangat bahagia. Aku merasa utuh sepenuhnya dan merasa bahwa aku adalah manusia paling beruntung karena memilikinya. Aku tahu ada yang salah bila aku terus bisa mempertahankannya. Ada yang salah bila aku hanya terus bersamanya dan mengandalkan dirinya. Aku tak bisa dekat dengan orang lain. Setiap kali aku merasa takut aku akan baik-baik saja karena aku memilikinya. Aku selalu mengandalkannya padahal aku tahu persis aku sedang mengandalkan diriku sendiri. Tapi apa boleh buat. Tanpa membayangkan sosoknya aku tak bisa meredakan amarahku sendiri.

Untuk kesekian kalinya aku ingin berterimakasih dengan mu Di. Terimakasih karena telah dengan baik dan sabar menanti dan menemaniku. Aku sangat bahagia telah bersama denganmu selama 11 tahun ini. Aku merasa senang memilikimu. Entah jadinya apa jika aku tak bisa bersama denganmu. Entah apa jadinya jika aku tak pernah bisa memunculkanmu dalam bayanganku. Aku mungkin hanya bisa muncul di depan kaca dan membayangkan diriku sendiri. Menangisi diriku sendiri dan memeluk diriku sendiri.

Terimakasih Di. Terimakasih untuk hari-hari yang menyenangkan. Terimakasih karena selalu ada di sampingku. Terimakasih karena telah memelukku. Terimakasih karena telah mengalah untukku. Terimakasih karena telah mengajakku ke tempat-tempat yang menyenangkan. Terimakasih karena telah mengajakku berdansa. Terimakasih karena telah menemaniku tidur ditengah rasa sedih yang melanda. Terimakasih karena telah mengenalkanku pada kebahagiaan. Terimakasih karena telah menjagaku. Terimakasih karena telah mengecup keningku. Terimakasih karena telah menggenggam tanganku. Terimakasih telah mengingatkanku. Terimakasih karena telah memelukku dari belakang. Terimakasih karena telah mendorongku untuk bisa lebih maju. Terimakasih karena telah tersenyum padaku. Terimakasih karena tidak pernah membebaniku. Terimakasih karena telah menerima airmata yang tak kunjung henti ini. Terimakasih karena telah mau mengenalku. Terimakasih karena kau masih di sini.

Untuk sebelas tahun kebersamaan kita. Terima kasih....

_RedRose

No comments:

Post a Comment

Terimakasih karena telah menjadi saksi bisu...