Wednesday 6 March 2013

mail: The Forgetable Past

Hai Di, ini surat keduaku setelah kemarin aku menceritakan beberapa hal dengan mu. Senang juga jika kita berkomunikasi seperti ini. Aku jadi merasa dengan jelas bahwa kau ada.

Aku memiliki sahabat pena sekarang. Mungkin lebih tepatnya sahabat e-mail. Karena kami saling komunikasi dari e-mail. Baru beberapa email yang kami kirim. Dia sangat suka dengan fashion. Sepertinya orang yang ekstrovert, sedikit berbeda dariku. Tak apa lah. Aku berusaha membuka pandanganku sekarang. Aku lebih butuh teman berbicara dibandingkan teman yang sama denganku. Ada banyak teman yang sama tapi terasa jauh dikemudian hari. Lebih baik begini kan? Berjarak. Mungkin itu yang membuat aku tak bisa kehilangan kamu.

Kemarin hari Minggu, sepupuku datang kerumah. Sudahkahaku mengatakan ini padamu? Aku lupa. Ia bicara banyak hal mengenai ketidak percayaan diriku. Apa itu masalah? Ia bilang jika aku tak percaya diri, logika ku mati. Benarkah itu? Aku lupa kapan aku percaya diri, pernahkah aku melakukannya? Ataukah aku memang sebenarnya percaya diri tapi menutupinya dari orang lain. Logikaku masih tetap berjalan hingga sekarang. Aku yakin itu.

Kemmarin di kampus, di salah satu mata kuliah, dosenku mengadakan penelitian. Mengenai trust. Rasanya aku benar-benar merasa dibodohi dengan penelitian itu. Terlihat sekali rasa percayaku pada orang lain kurang. Lalu teman ku yang ada di sebelahku berkata "Kalau kita baik sama seseorang, pasti kebaikan kita dibalas kok."

Kata-kata itu menusukku, tepat di dalam hatiku Di. Aku sudah lupa caranya bersikap sebaik itu dihadapan semua orang. Aku sudah lupa bagaimana aku harus bersikap semanis itu. Aku lupa semuanya. Aku yakin aku pernah sebaik itu dulu. Tapi, semakin lama aku berpikir seperti orang bodoh jika aku sebaik itu. Aku mulai mengubah image ku. Berusaha lebih kuat dan tidak dibodohi oleh banyak orang. berusaha untuk tidak dimanfaatkan oleh semua orang yang ada di sekitarku. Tapi sekarang, aku juga tetap merasa bodoh. Tersingkir dari kehidupan nyata. Selalu merasa bahwa aku dikelilingi banyak orang jahat, selalu merasa bahwa mereka selalu bersikap kasar dan tidak baik denganku. Apa itu karena sikapku sendiri? Entahlah Di, aku tak tahu. 

Aku ingin menjadi orang baik seperti dulu, tapi aku  juga tak ingin menjadi bodoh seperti dulu. Bagaimana aku bisa menjadi orang baik yang tak dibodohi? Akankah ada diluar sana orang yang melindungiku ketika aku dibodohi???

Aku mau berangkat kuliah dulu ya Di. Aku menyempatkan menulis surat ini sebelum aku berangkat kuliah. Nanti kalau ada waktu aku akan bercerita lagi padamu. Sayang kamu.

Dengan cinta dan kasih

_RedRose

No comments:

Post a Comment

Terimakasih karena telah menjadi saksi bisu...