Monday 18 November 2013

FT ISLAND Fifth Mini Album "The Mood" Finally Released

FT ISLAND – The Mood (5th mini album)

Kyah... finally this mini album “The Mood” relesed on this day 18/11/2013. Ahh...FT ISLAND really make his fans feels like floating above the sky.  After last September they release their  special “Thanks to” mini album for their sixth anniversary, now they appear like the first flower blooming of spring. since the beginning of november I got a spoiler on KakaoTalk. like a ghost, I always haunted by the news that they would bring back their latest mini-album. Every day check the youtube account but only their MV "Madly" teaser that appear. Huft...can not wait for this day to arrive.

Now...this day was coming. Finally, around 12:58 pm Indonesian time, I got a notification that their MV “Madly” is now release. I exploded like fireworks. I immediately saw their MV and .... Kyaaa .... they are so cool. as usual, Lee Hongki singing so beautifully. but ... Jong Hoon figure looks so cool here. he looks more mature and very charismatic.

they are all cool. This MV may look simple, but the meaning of the song is so deep. so amazing.
[Mini Album] FT Island – The Mood [5th Mini Album]
FT Island (
에프티 아일랜드) – The Mood (5th Mini Album)
Release Date: 2013.11.18
Genre: Rock, Ballad
Language: Korean
Bitrate: MP3-320 Kbps

Tracklist
01.
미치도록 (Madly) *Title
02.
가질 없는
03. The Way Into You
04. Siren


_RedRose
Special gift for you.



 

Aku kesal dengan mereka

Halo... lama tidak berjumpa. Rasanya ada banyak kejadian yang datang. Sayangnya karena kesibukanku, aku tak bisa memppostingnya setiap saat. Yah... meskipun bukan sesuatu yang penting juga. Karena belum tentu di baca ataupun di tanggapi orang. Inikan blog pribadi.

Anyway... hari ini aku sedang sangat kesal dengan beberapa temanku. Kesal bukan ya? hm... sebentar. Bahkan aku sulit mendeskripsikan pernyataan ini.  Semua ini bermula dengan tugas salah satu mata kuliah yang harus dikumpulkan sore ini. biasanya ada 2 orang teman dalam kelompok yang jarang sekali  ikut andil dalam pengerjaan tugas mata kuliah ini. padahal tugasnya hampir ada tiap minggu. Sebutlah INH dan YA. nah... orang yang rajin mengerjakan itu aku dan F. INH dan YA bilang mereka mau berjuang banyak di tugas ini. katanya mereka akan membantu banyak sebab di tugas-tugas sebelumnya mereka banyak menganggur. Aku seperti biasa, berinisiatif membuat file dalam gdrive sejak hari jumat. Rajinnya... aku pikir dengan membuat itu mereka berdua terdorong untuk mulai mengerjakannya. Apalagi sejak jumat mereka sudah bertanya kapan mau mengerjakan. Hmm... bahkan mengajak mengerjakan bersama. Sayangnya hari Jumat lalu aku dan F ada tugas mata kuliah lain yang harrus di kumpul hari itu. Bodohnya lagi tugas itu belum selesai. Kesal.

Akhirnya ajakan mengerjakan bersama aku tolak.

Jumat malam, aku lelah. Akhirnya memutuskan untuk tidak berbuat apa-apa. F menanyakan tugas namun aku tidak terlalu menanggapinya serius karena memang saat itu tidak terpikir hendak menulis apa dalam laporan. Akhirnya terbengkalai. Sabtu pagi aku mulai mengerjakan sesuatu. Seperti biasa. Tugasku tak jauh dari tabel dan perhitungan. Karena terlalu pusing dengan segudang angka, sampai-sampai aku terbawa mimpi. Bahkan di mimpi aku masih menghitung. Sial. Apa tidak ada mimpi lain yang lebih menenangkan?

Aku memutuskan untuk memberikan pesan singkat ke mereka bahwa file gdrive sudah ku buat. Sebab aku melihat tak ada perubahan file sama sekali. Aku kesal. Lebih parahnya lagi, tak ada yang online hari itu dan tak ada satupun yang membalas pesanku. Tidak ada. Ora ono dalam bahasa jawa dan apalah itu sebutannya. Benar-benar nihil. Sempat berpikir bahwa memang tak penting di balas. Tapi awalnya ku pikir mereka akan online di malam hari. Mungkin mereka sedang sibuk. Baiklah. Aku pasrah.

Malamnya datang. Jreng... tidak ada satupun orang. Aku sempat berpikir “apa ponselku rusak?” tapi pesan ke nomor lain selain mereka bertiga masuk dan dapat balasan. Hmm... baiklah mereka mungkin sedang sibuk mengerjakan yang lain. aku mengerjakan sebisaku dan ku tunggu hingga besok pagi.

Gubrak. Tidak tahu harus mengekspresikan apa di pagi hari. mereka tidak melakukan perubahan apapun. Last modified by me. Only me. Mulai masuk ke tahap kekesalan yang moderate. Bukan lagi mild. Aku mengerjakan beberapa. Berusaha memancing mereka. Aku kembali kirimkan pesan singkat. Tapi... tak berbalas.

Malam harinya... aku mulai berpikir. Besok tugas ini dikumpulkan. Besok sore. Jeda waktu untuk mengerjakan tugas hanya sedikit. Tak mungkin kalau aku hanya menulis sedikit saja. Bisa-bisa senin pagi aku menjadi mayat. Akhirnya aku kembali memutar otak sendirian. Banyak yang aku kerjakan. Kali ini aku pikir pekerjaanku bukan hanya apa adanya. Tapi benar-benar itu yang ada. Baiklah ini hanya permainan memutar kata. Intinya aku pusing karena banyak mengerjakan soal-soal dalam tugas itu. Termasuk angka-angka yang super sekali. Menghitung, memasukkan rumus, menganalisis. Semua aku lakukan. Karena kesal, aku membesarkan beberapa tulisan yang ada dalam catatan kecil yang terlihat di halaman awal file tersebut. aku membesarkan hurufnya. Berharap mereka sadar kalau aku frustasi. Tapi...sial. tidak ada juga yang online hingga pukul 19.00. aku kesal dan mengirim pesan singkat ke YA. Mengungkapkan kekesalanku dan keherananku bisa-bisanya mereka belum ada yang online. Sesaat kemudian dia terlihat online. Kursor hanya berpindah-pindah kesana kemari tanpa melakukan apa-apa. Aku semakin kesal. Baiklah. Sesaat itu juga aku sakit perut dan harus ke toilet. Selesainya aku ke toilet, kembali melihat gdrive. Jreeeeng... dia hilang tanpa jejak seperti angin. Tentu saja tanpa jejak. Mana mungkin di gdrive ada jejak kaku. Tapi maksudku dia tidak menulis atau melakukan perubahan apa-apa. Bahkan ia tidak terlihat lagi hingga pukul 1.00.

Mengetahui kenyataan pahit itu aku hanya diam. Terpaku. Menatap layar dengan penuh kekecewaan. Menuliskan kekesalanku di file tersebut. mengirim pesan kembali kepada mereka. Dan kali ini dilengkapi dengan whatsapp. Tapi... tidak berbalas. Kalau ini cinta, aku sudah menyerah sejak pertama kali ku tahu tak berbalas. Haloooo... ini bukan cinta. Aku harus berusaha memancing mereka. Aku pikir dengan kata-kataku yang mulai menunjukkan kekesalan akan membuat mereka online dan menolongku mengerjakan. Tapi tidak. Aku berharap terlalu banyak. Sial.

Semakin malam aku semakin kesal. Aku berniat untuk mengerjakan semuanya sendirian. Semuanya. Catat itu baik-baik. Tapi hapus itu sekarang juga. Sebab aku tidak melakukan niat yang penuh dengan keputusasaan itu. Aku lelah. Halo? Menutrutmu? Aku lelah sekali sejak jumat menghitung angka. Sekarang aku masih harus melakukannya sendirian? Tidak. Tidak. Tidak.

Aku off malam itu juga. Aku muak. Rasanya aku ingin menaiki balon udara dan menimpuk mereka dari atas sana. Hah...pikiranku sudah sangat jauh. Jauh. Jauh.

Pagi ini aku memutar otak untuk menahan dan belajar mengekspresikan emosi dengan baik. Atau lebih tepatnya berusaha untuk tidak menunjukkan emosi apa-apa. Saat masuk kelas... suasana pertemuan aku, YA, dan F seperti batu. Tidak ada yang berani menatap mata satu sama lain.  Aku tidak suka keadaan begini. Hanya menimbulkan salah paham. Aku mulai angkat bicara “sebenarnya kalian kemana aja sih? Sms pun ga di balas.” Dengan alasannya F menjelaskan padaku. Begitu juga YA namun ia berkata “gue online kok. Lo aja ga liat.” Lalu aku tersulut emosi. “iya gue liat tapi lo ga ngapa-ngapain kan? Gak nanya atau balas sms gue. Paling engga balas dong sms gue. Gue bingung.” Dia diam. Lalu berkata “habis gue mau balas tapi telat dan makin ga enak.” Cih... halo... makin tidak enak menjadi orang yang sudah di tinggal mengerjakan tugas KELOMPOK sendirian lalu sudah begitu tidak ada yang balas. Pernah dalam posisi ini tidak sih? Kesal. Tapi tak bisa bilang dengan jujur kalau kesal. Aku harus apa.

Untungnya datang orang lain yang mengajak aku berbicara. Syukurlah. Aku menemukan  pengalihan.. kalau dia tidak datang mengajak aku berbicara, bisa-bisa kelas hancur aku acak-acak. Kesal.

Tadinya aku berniat tidak mau lagi mengerjakan apa-apa. Tapi... INH tidak hadir, mereka hanya berdua. Mana mungkin aku diam saja. Tapi. Tunggu. Mungkin saja aku bisa diam. Aku bisa mengerjakan banyak hal sendirian. Itu yang tersisa sudah bukan lagi tanggung jawabku tapi tanggung jawab kalian. Tapi. Dasar orang perfectionist. Akhirnya aku mengerjakan juga. Kembali hitung-hitungan pada 48 item pada 183 orang. Hah matilah. Kalikan angka itu maka kau akan melihat ada berapa banyak angka yang berloncatan dalam pikiranku hari itu. Seusai aku membuatnya. Maksudku memaksa membuatnya karena sebenarnya aku kurang paham. Makanya aku serahkan pada mereka tapi ternyata mereka lebih tidak paham. Lalu aku ingin memberikan pada YA. berharap ia bisa melakukan analisis data yang telah aku olah. Lalu...aku seperti gelembung yang pecah. Plop... ternyata ia bilang tidak paham. Aku mencoba membuat. Tapi otakku sudah lelah. Aku menyerahkan padanya. Kali ini apapun yang ia tulis aku anggap saja benar. Aku sudah muak. Tapi di tengah pengerjaan ia bertanya “kalau di copy dan paste dari jawaban yang satunya dan hanya mengganti itemnya saja bisa?” jreng... rasanya seperti ditusuk. Dia hadir di kelas tapi kenapa masih tidak paham? Ah... aku tak punya jawaban apa-apa lagi.

Akhirnya tugas itu selesai. Tapi penahanan emosiku masih belum selesai hingga pulang ke rumah. Sekarang ini sisa-sisa kekesalan dan kekecewaan masih muncul. Seperti balon yang kepenuhan udara. Aku hampir meledak. Teh dan wafer menyelamatkanku. Akhirnya hari ini berakhir.

Maaf ya kalau aku berkata agak kasar. Tidak seperti aku yang biasanya. Eh... apa biasanya begini ya? hehe... sampai jumpa. Semoga postingan selanjutnya lebih membahagiakan ya.

_RedRose

Friday 1 November 2013

What should I do?



Aku merasa banyak bersalah pada begitu banyak orang. Aku merasa begitu banyak mengecewakan orang. Bagaimana mereka menatapku sekarang ini? orang yang tidak bertanggung jawabkah? Orang yang menyebalkan kah? Atau apa? Aku sedikitpun tidak berani mengartikan pandangan mereka. Terlalu menyakitkan. Padahal aku juga tak tahu apakah mereka bertanya atau tidak kepadaku. Setiap kali mereka bicara perlahan di sampingku aku hanya berpikir “pasti mereka membicarakanku”. Aku tak lagi bisa berpikir jernih dan mengartikan tanda demi tanda. Semuanya terpenuhi oleh rasa bersalah. Kalau aku bisa aku ingin perbaiki. Tapi... aku sama sekali tidak bisa. Jujur saja aku tidak bisa. 

Bukankah sudah aku katakan sejak awal? Bukankah aku sudah bilang aku tak bisa? Bukankah aku sudah bilang tak mau? Tapi... aku kasihan. Aku tak bisa menolak. Tak bisa bilang tidak. 

Padahal banyak orang yang bergantung padaku. Banyak orang... mereka banyak bukan sedikit. Tapi aku bisa apa? Aku tak bisa apa-apa. Hanya diam. Melihat ke arah mereka sesekali untuk memastikan apakah aku yang sedang jadi bahan pembicaraanya. Apakah aku yang sedang disebut namanya? Pemikiran gila ini hanya membuat aku menderita. Jujur saja. Tidak ada yang bisa dijadikan tempat bercerita. Mau menangis tapi percuma. Tidak menyelesaikan masalah.
Lalu aku harus apa? Bertahan kah??? Atau apa???

dari mawar yang sedang layu
_RedRose